Jakarta
Indra Azwan, pejalan kaki dari Malang yang mencari
keadilan tidak bisa mewujudkan mimpinya bertemu Presiden SBY. Sebagai
rakyat biasa, Indra hanya ingin mengadu dukanya. Selama 18 tahun
keadilan yang dia dambakan tak kunjung dia peroleh.
Harapan pun
dia gantungkan pada sosok SBY selaku pemimpin negeri ini. Tapi apa daya,
sang presiden tengah ada acara di Istana Bogor, dan tak bisa menjumpai
rakyat biasa seperti dirinya.
"Ternyata ketika saya sampai di
sana (Istana) saya sudah dikondisikan bertemu dengan Denny Indrayana. Di
sana tadi sekitar 30 menit," kata Indra saat ditemui di LBH Jakarta, Jl
Diponegoro, Jakarta, Selasa (20/03/2012).
Indra tidak ingin
neko-neko saat bertemu SBY. Dia ingin mengembalikan uang Rp 25 juta yang
dahulu pernah diberikan SBY sebagai santunan. 18 Tahun lalu, anak Indra
meninggal karena ditabrak seorang polisi. Tapi sang penabrak bukannya
mendapat hukuman tapi bebas di pengadilan militer.
Sejak zaman
Soeharto, Indra sudah mendamba keadilan. Pemerintahan berganti, kini
harapan ada pada SBY, namun apa daya mimpi dia mengadu ke seorang
presiden musnah. Gambaran Indra, mungkin mewakili rakyat kecil di negeri
ini yang merindukan keadilan.
"Saya cerita maksud dan tujuan saya ingin bertemu bapak presiden tapi ditolak," cerita Indra.
Alhasil,
melalui Wamen Denny, Indra menitipkan uang yang dahulu pernah diberikan
SBY. Uang Rp 25 juta dalam bentuk pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu
dia kembalikan ke SBY melalui Denny.
"Sudah terjadi serah terima kepada Denny Indrayana sejumlah uang sebanyak Rp 25 juta di Gedung Bina Graha lantai 1," ungkapnya.
Indra
merasa berdosa kepada anaknya bila menerima uang itu. Yang dia inginkan
keadilan bagi anaknya, bukan uang semata. Karena itu dia pun rela
berjalan kaki dari Malang ke Jakarta.
"Saya anggap uang yang saya
berikan itu adalah suap. Membungkam mulut saya salah alamat. Terserah
anggapan masyarakat tentang saya, saya tanggung sendiri resikonya,"
jelasnya.
Setelah gagal bertemu SBY, Indra berencana akan pergi
ke Mekkah. Dia akan mengadu ke sang maha kuasa. Namun hingga 2-3 hari ke
depan dia akan tinggal di LBH Jakarta guna memulihkan staminanya.
"Saya mau ke Mekah, saya mau mengadu di sana," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar